Sabtu, 17 Maret 2012

Mempertahankan Faham Islam Moderat; Antara Ekstrimisme Dan Apatisme, Antara Sikap Berlebihan Dan Sikap Tidak Peduli

Mempertahankan Faham Islam Moderat; Antara Ekstrimisme Dan Apatisme, Antara Sikap Berlebihan Dan Sikap Tidak Peduli
(Upaya Mempertegas Output Pondok Pesantren Di Indonesia)· 


Bismilllah ar Rahman ar Rahim.
Al Hamdu Lillah, Wa as Shalatu Wa as Salamu ’Ala Rasulillah,
Dalam permulaan pembicaraan tentang ekstrimisme dan sikap moderat ini, saya mulai dengan firman Allah:

وَكذَلكَ جعَلْناكُم أمّةً وسَطًا لِتكُونُوا شُهَداءَ علَى النَّاس (البقرة: 143)
(Dan demikian pula Kami telah menjadikan kalian sebagai umat yang moderat supaya kalian menjadi saksi-saksi atas manusia).

Kemudian dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

سَتَفْتَرِقُ أمّتِي إلَى ثلاثٍ وسَبعيْن فرقَةً كُلّهُمْ فِي النّار إلاّ وَاحدَة وهِيَ مَا علَيه وَأصْحَابي (رَواه التّرمذِي فِي كِتاب الإيْمَان)
(Akan terpecah umatku kepada 73 golongan, semuanya berada di neraka kecuali satu yaitu kelompok di mana aku dan para sahabatku di dalamnya).

Al-khathib al-Baghdadi meriwayatkan dari dengan sanadnya dari Musa ibn Yasar; salah seorang ulama terkemuka di kalangan ulama salaf, berkata: “Janganlah kalian mengambil ilmu kecuali dari mulut para ulama”. Juga berkata: “Yang mengambil ilmu dari buku-buku (tanpa guru) maka ia adalah seorang shahafi, dan siapa yang mengambil –bacaan- al-Qur’an dari mushaf (tanpa guru) maka ia adalah seorang mushafi”.
Dalam sebuah hadits tsabit disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:

إنّمَا العلْمُ بالتّعلّم (رَواهُ الطبّراني)
(Sesungguhnya ilmu itu diraih dengan belajar -artinya kepada para ahlinya-). HR. al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir.

Makna ar Rafiq al A’la (Membantah Keyakinan Sesat Wahabi Yang Memaknai "ar Rafiq al A'la" Sebagai Allah)

سنن الترمذي / كتاب الدعوات / حديث رقم 3418

حَدَّثَنَا هَارُونُ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عِنْدَ وَفَاتِهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الْأَعْلَى قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.

Sunan at Tirmidzi, Kitab ad Da’awat, hadits nomor 3418

Memberitakan kepada kami Harun; memberitakan kepada kami Abdah, dari Hisyam bin Urwah, dari ‘Abbad bin Abdillah bin az Zubair, dari Aisyah berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah di hari menjelang wafatnya: “Ya Allah ampunilah bagiku, rahmati diriku, dan pertemukan aku dengan ar Rafiq al A’la”. (Abu Isa at-Tirmidzi berkata: Ini adalah hadits hasan sahih)


شرح الحديث

قوله : ( حدثنا هارون ) هو ابن إسحاق الهمداني ( أخبرنا عبدة ) هو ابن سليمان الكلابي قوله : ( وألحقني بالرفيق الأعلى ) المراد بالرفيق الأعلى هنا جماعة الأنبياء الذين يسكنون أعلى عليين وهو اسم جاء على فعيل ومعناه الجماعة كالصديق والخليط يقع على الواحد والجمع . والمراد هنا الجمع كقوله تعالى : { وحسن أولئك رفيقا } كذا قال الجزري وغيره وعند البخاري من طريق سعد عن عروة عن عائشة قالت كنت أسمع أنه لا يموت نبي حتى يخير بين الدنيا والآخرة فسمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول في مرضه الذي مات فيه وأخذته بحة يقول : { مع الذين أنعم الله عليهم } الآية . فظننت أنه خير . قال الحافظ وفي رواية المطلب عن عائشة عند أحمد فقال : مع الرفيق الأعلى : { مع الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء } إلى قوله { رفيقا } . قال : ( هذا حديث حسن صحيح ) وأخرجه الشيخان

Penjelasan hadits

Perkataan penulis: “Memberitakan kepada kami Harun”; dia adalah Ishaq al Hamadzani.
Perkataan penulis: “Memberitakan kepada kami Abda”; Dia adalah Ibn Sulaiman al Kullabi.
Perkataan penulis: “Dan pertemukan aku dengan ar Rafiq al A’la”; yang dimaksud dengan ar Rafiq al A’la adalah sekelompok dari para Nabi yang bertempat di A’la ‘Illiyyin (Tempat paling atas dari ‘Illiyyin). Kata “ar Rafiq” adalah nama dengan bentuk kata pada wazan “fa’il”, artinya “sekelompok” (golongan), seperti bentuk kata “as Shadiq” dan “al Khalith”; dapat dipakai untuk bentuk “satu/singular” atau “jamak/plural”. Dan yang dimaksud dengan kata “ar Rafiq” di sini adalah bentuk jamak/plural, ini seperti dalam firman Allah: “Dan mereka adalah sebaik-baik teman” (taman dalam ayat ini dalam bentuk jamak). Demikian inilah pendapat yang dinyatakan oleh al Hafizh al Jazari dan lainnya.

Sementara menurut al Bukhari; dengan jalur hadits dari jalan Sa’ad bin Urwah dari Aisyah berkata: “Aku pernah mendengar bahwa tidak ada seorang-pun dari para Nabi yang meninggal hingga ia dipersilahkan untuk memilih antara dunia dan akhirat, dan aku mendengar Rasulullah saat beliau sakit yang menjadikan beliau wafat dengannya bersabda: “Pertemukan aku dengan orang-orang yang Engkau karuniakan nikmat atas mereka”, aku menyangka itu sebagai kebikan. Al Hafizh Ibn Hajar berkata dalam meriwayatkan potongan hadits ini; dari Aisyah, menurut Ahmad bin Hanbal berkata: “Bersama ar Rafiq al A’la; artinya bersama mereka yang diberi karunia oleh Allah dari para Nabi, para as Shiddiqin, para Syuhada, dan orang-orang saleh; dan mereka adalah sebaik-baik teman”. Ibn Hajar berkata: Ini adalah adalah hadits hasan sahih, dan telah diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dan Imam Muslim.